Kupang, NTT – Ada yang berbeda di Ruang Instalasi Diklat RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang pada Kamis, 26 Juni 2025. Pukul 10.00 WITA, seluruh mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Maranatha Kupang yang tengah menjalani Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I (KMB I) berkumpul untuk menyelenggarakan seminar kasus—sebuah forum reflektif sekaligus evaluatif dari proses praktik yang telah mereka jalani selama empat minggu terakhir.
Praktik Klinik: Belajar Langsung dari Lapangan
KMB I bukan sekadar mata kuliah praktik. Ini adalah jembatan penting yang menghubungkan teori keperawatan dengan dunia nyata di ruang-ruang perawatan rumah sakit. Dalam praktik ini, mahasiswa tingkat II (Semester IV) langsung terjun ke lapangan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dewasa dengan berbagai gangguan kesehatan—baik akut maupun kronis. Fokus praktik mencakup sistem pernapasan, kardiovaskuler, perkemihan, metabolik-endokrin, hingga sistem pencernaan.
Selama masa praktik yang setara dengan 3 SKS ini, mahasiswa tidak hanya belajar memberikan intervensi keperawatan, tetapi juga menyampaikan edukasi kesehatan dan mengikuti bedside teaching di bawah bimbingan ketat Clinical Instructor (CI) dan Clinical Teacher (CT). Suasana belajar yang dinamis dan interaktif memberi ruang bagi mahasiswa untuk berkembang—bukan hanya dari sisi keterampilan klinis, tetapi juga empati dan komunikasi.
Seminar Kasus: Dari Pengalaman Menjadi Pembelajaran
Seminar ini menjadi titik kulminasi dari seluruh proses belajar. Dua kasus yang dipilih untuk dipresentasikan adalah kasus Tuberkulosis (TBC) dan Diabetes Mellitus (DM)—dua kondisi yang dianggap paling menantang sekaligus mewakili kompleksitas praktik yang dihadapi mahasiswa.
Dalam suasana seminar yang penuh antusiasme, mahasiswa bergantian menjelaskan hasil pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, dan evaluasi yang telah mereka lakukan. Diskusi pun mengalir aktif, mencerminkan betapa mahasiswa tidak sekadar menjalani praktik, tetapi juga benar-benar menyelami setiap kasus dengan pemahaman yang mendalam.

Apresiasi dan Harapan dari Para Pembimbing
Usai presentasi, CI dan CT memberikan masukan, klarifikasi, serta koreksi terhadap beberapa bagian yang masih perlu diluruskan. Namun bukan sebagai bentuk penilaian akhir, melainkan sebagai proses pembelajaran yang terus berlanjut.
Salah satu dosen pembimbing, Saverinus Suhardin, menyampaikan apresiasi atas semangat dan kerja keras mahasiswa. Ia mengingatkan bahwa kritik adalah bagian penting dalam perjalanan menjadi perawat profesional. “Kalau para CI dan CT masih memberikan catatan koreksi yang banyak, terima itu dengan lapang dada. Yang paling penting, segera lakukan perbaikan agar semakin baik di masa mendatang,” pesannya, yang disambut anggukan penuh semangat dari para peserta.
Harapan pun disampaikan—agar mahasiswa terus menjaga motivasi belajarnya. Karena memahami kasus pasien bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan fondasi dari perawatan yang berkualitas dan penuh kepedulian.